Perbedaan Wedang Ronde dan Angsle

Perbedaan Wedang Ronde dan Angsle

Berikut ini beberapa perbedaan wedang ronde dan angsle dari dapuroma. Wedang ronde dan angsle adalah dua minuman tradisional khas Jawa yang kerap dinikmati saat malam hari atau di cuaca dingin. Keduanya disajikan dalam kondisi hangat dan memiliki cita rasa manis yang menenangkan, namun ternyata memiliki perbedaan cukup signifikan dalam bahan, rasa, dan penyajiannya. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan wedang ronde dan angsle.

1. Asal dan Latar Budaya

Wedang ronde berasal dari pengaruh budaya Tionghoa yang kemudian beradaptasi dengan cita rasa lokal di Jawa. Nama "ronde" merujuk pada bola ketan berisi kacang manis yang mirip dengan "tangyuan" dari Tiongkok. Wedang ronde populer di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Angsle lebih dikenal di Jawa Timur, terutama di daerah Malang dan sekitarnya. Nama “angsle” sendiri tidak memiliki makna khusus, namun merujuk pada sajian hangat yang kaya bahan dan tekstur.

2. Kuah dan Aroma

Kuah wedang ronde terbuat dari air jahe yang direbus dengan gula dan daun pandan, menciptakan sensasi hangat pedas yang menyegarkan dan khas. Aroma jahenya kuat dan berfungsi juga sebagai penghangat tubuh.

Sementara itu, kuah angsle lebih creamy dan manis, karena dibuat dari santan yang dimasak dengan gula, daun pandan, dan sedikit garam. Rasanya lebih gurih dan lembut, memberikan sensasi comfort food yang lebih kaya.

3. Isi dan Komposisi

Isi dari wedang ronde cukup sederhana: bola ketan isi kacang tanah tumbuk manis, potongan roti tawar, kolang-kaling, dan kacang tanah sangrai. Teksturnya kenyal dan kuah jahe yang hangat menambah kesegaran.

Angsle memiliki isian yang jauh lebih beragam. Biasanya terdiri dari mutiara (sagu), ketan putih, kacang hijau rebus, potongan roti tawar, serutan kelapa muda, dan terkadang ada jagung manis. Semuanya disiram kuah santan hangat, menciptakan paduan rasa manis, gurih, dan bertekstur lembut.

4. Cita Rasa

Wedang ronde identik dengan rasa hangat dan segar dari jahe, sangat cocok untuk menghangatkan tubuh saat malam hari. Rasanya dominan manis dan pedas hangat.

Sebaliknya, angsle cenderung lebih gurih dan manis lembut, karena dominasi kuah santan. Rasanya seperti versi “hangat” dari es campur, namun tanpa es dan lebih menenangkan.

Itulah perbedaan wedang ronde dan angsle. Wedang ronde dan angsle sama-sama minuman tradisional yang menggugah selera di malam hari. Jika kamu mencari sensasi hangat dari jahe dengan isian sederhana, wedang ronde adalah pilihan tepat. Tapi jika ingin minuman hangat yang lebih creamy dan kaya isian, angsle bisa menjadi teman sempurna untuk bersantai di malam yang sejuk. Keduanya mencerminkan kekayaan kuliner tradisional Indonesia yang patut dilestarikan.